"Sebetulnya ada dua jenis benda pusaka peninggalan puyang ’Raja Nyawa’ yang berhasil ditemukan, yaitu keris dan tasbih," kata Wahadi, warga Kampung II, Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagaralam Selatan, yang menemukan keris itu di Pagaralam, Rabu (30/11).
Menurut dia, kedua benda pusaka ini berukuran panjang sekitar 30 centimeter dan besarnya sama dengan keris pada umumnya. "Sedangkan tasbih berwarna putih, ukuran dan bentuknya sama dengan yang sering kita lihat," ujar dia.
Ia mengatakan, untuk mendapatkan berbagai benda pusaka ini diperlukan berbagai ritual termasuk semedi di puncak Gunung Api Dempo. "Sebelumnya saya juga pernah mendapatkan tongkat naga peninggalan puyang ’Raje Nyawe’ di puncak Dempo," katanya.
Ia mengatakan, penemuan semua benda pusaka ini dilakukan melalui berbagai ritual khusus dan pendekatan secara supranatural atau gaib.
"Kebetulan saat itu saya sedang berada di puncak Gunung Api Dempo, seperti biasa ritual yang dilakukan dengan berzikir dan melakukan sahalat malam. Ketika sedang melakukan ritual itulah, muncul sinar warna putih dan setelah didekati ternyata benda pusaka tersebut," kata Wahadi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Palembang Sukaimi mengatakan, untuk mendukung Pagaralam sebagai daerah cagar budaya sudah dibangun berbagai sarana pendukung, seperti museum terbuka dan termasuk rencana pembangunan museum tempat menyimpan benda pusaka.
"Kita sudah membuat museum replika megalit di halaman kantor Pemkot Pagaralam, di atas lahan seluas 1/2 hekatre," ujar dia.
Dia mengatakan, pembuatan museum ini bukan hanya untuk mendukung wisata sejarah tapi sebagai bentuk pelestarian berbagai aset budaya sejarah yang tersebar di Pagaralam.
"Kita ingin bila wisatawan yang datang ke Pagaralam tidak harus mengunjungi satu persatu lokasi megalit, tapi cukup datang ke museum di kompleks perkantoran Gunung Gare.
Selain lokasinya terbuka, keberadaan museum juga merupakan penghias keindahan taman perkantoran," kata Sukaimi (sumber:kompas.com)
No comments:
Post a Comment