Penjahat cyber tengah gencar membombardir komputer yang menjadi salah satu infrastruktur pengontrol sektor energi dunia.
Serangan ini, seperti dilaporkan Reuters dan dikutip detikINET, Sabtu (10/12/2011), melakukan praktik mata-mata di bidang industri energi dan berpotensi menimbulkan kekacauan global, salah satunya terganggunya pasokan minyak.
Para eksekutif perusahaan kilang minyak kini waspada dan lebih berhati-hati dalam setiap perencanaan operasional mereka, mengingat serangan semakin sering terjadi.
"Jika seseorang bisa memasuki area dimana dia bisa mengontrol buka atau tutupnya katup kilang minyak, Anda bisa bayangkan apa yang terjadi," kata Ludolf Luehmann, manajer IT dari perusahaan minyak Shell.
"Ini bisa saja membahayakan nyawa, merugikan produksi, menimbulkan kebakaran, serta menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat besar," ujarnya berbicara dalam pertemuan World Petroleum Congress di Doha Qatar.
Saat ini, komputer mengontrol hampir semua produksi dan distribusi pasokan energi dunia dalam sistem yang kian rentan terhadap serangan cyber.
Disebutkan Luehmann, virus Stuxnet yang ditemukan 2010 adalah yang pertama ditemukan untuk kepentingan semacam ini dan secara spesifik dirancang untuk menumbangkan sistem indsutri.
Terlebih lagi, Stuxnet juga telah ikut mengubah dunia perusahaan minyak internasional karena ini adalah serangan cyber nyata pertama yang memiliki dampak signifikan dalam kontrol proses.(sumber:detik.com)
No comments:
Post a Comment