Sunday, December 18, 2011
15 PROYEK BESAR UNTUK ENERGI MINYAK DAN GAS MULAI BERPRRODUKSI TAHUN2012-Cadangan Minyak Indonesia Terus Menurun
Sebanyak 15 proyek minyak dan gas bumi (migas) direncanakan mulai berproduksi tahun 2012. Total kapasitas produksi ke-15 proyek tersebut mencapai 1.158 juta standar kaki kubik gas bumi per hari dan 35.200 barel per hari (bph).
Deputi Pengendalian Operasi, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Rudi Rubiandini mengatakan, mayoritas proyek-proyek itu baru mulai berproduksi pertengahan dan akhir 2012. "Sehingga kontribusi pada penambahan rata-rata tahunan diperkirakan sebesar 400 juta mmscfd dan 15.000 bph," katanya lewat siaran persnya di Jakarta, Minggu (18/12/2011).
Proyek-proyek yang ditargetkan berproduksi antara lain, proyek KE-39, 40, dan 54 di Blok West Madura Offshore (WMO) dengan Operator Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO dengan produksi 13.600 bph mulai kuartal III-2012. Sementara, proyek South Mahakam satu dan dua di blok Mahakam dengan operator Total E&P Indonesia mulai kuartal IV-2012 ditargetkan berproduksi 250 juta mmscfd dan 20.600 bph.
Proyek yang tidak kalah besar adalah Terang Sirasun Batur, dengan operator Kangean Energy yang produksi gas sebesar 300 juta mmscfd pada kuartal II. Menurut Rudi, penambahan produksi dari proyek-proyek tersebut merupakan salah satu upaya menahan laju penurunan alamiah produksi, khususnya minyak. "Kami ingin menahan laju penurunan dari 12 persen menjadi tiga persen," katanya.
Namun upaya tersebut belum cukup. Dia menjelaskan, BP Migas akan melaksanakan percepatan pengembangan lapangan baru. Dari lapangan yang rencana pengembangannya (plan of development/PoD) sudah disetujui maupun PoD yang masih dalam proses persetujuan, termasuk lapangan idle Pertamina. Optimasi produksi di lapangan eksisting dan penerapan teknologi tingkat lanjut untuk mengangkat minyak (enhanced oil recovery/EOR) juga terus didorong.
"Kami akan mengupayakan tindakan khusus dan komprehensif yang out of the box untuk penambahan produksi di luar PoD ataupun rencana yang sudah ada," kata Rudi.
Dia mengungkapkan, cadangan minyak di Indonesia terus menurun. Terbukti per 1 Januari 2011 adalah 4,039 miliar barel untuk minyak dan 104,7 triliun mmscfd Per 1 Januari 2012, cadangan diperkirakan 3,925 miliar barel minyak dan 104,5 triliun mmscfd. "Tambahan cadangan yang ditemukan pada 2011 lebih kecil dibanding produksinya," katanya.
Pada 2011, tambahan cadangan dari 215,5 juta barel minyak dan 2,86 triliun gas bumi. Padahal, produksinya 329,9 miliar barel minyak dan 3,08 triliun kaki kubik gas. "Dengan kondisi ini, peningkatan eksplorasi mutlak dilakukan," kata Rudi.
Untuk peningkatan eksplorasi di wilayah kerja produksi, BP Migas mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKS) memprioritaskan program eksplorasi di lahan tidur. Akan dilakukan peninjauan ulang potensi eksplorasi di lahan tidur di seluruh Indonesia. Selain itu, agar kegiatan eksplorasi area marginal dan frontier lebih menarik, BP Migas berencana mengajukan rumusan kriteria insentif.
Sedangkan untuk peningkatan eksplorasi di wilayah kerja eksplorasi, didorong pelaksanaan komitmen pasti. Dalam pemilihan pemenang wilayah kerja perlu dilakukan screening test yang lebih ketat untuk mendapatkan kontraktor yang mampu secara finansial, teknis, dan sumber daya manusia.
"BP Migas menerapkan reward and punishment kepada kontraktor eksplorasi dalam pelaksanaan komitmen kontrak. Peringatan tegas bagi yang berkinerja buruk," kata Rudi (sumber:okezone)
Labels:
Energi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment