Sejarah Penyebaran Virus Flu Burung, Faktor Penyebab Terjadinya Flu Burung | Satu bulan ini virus flu burung H5N1 mewabah lagi. Apakah flu burung akan menjadi pandemic lagi seperti yang terjadi pada 2009? WHO mencatat penyakit itu telah merengut 14.286 nyawa di 74 negara,. Pandemic flu mulai merebak pada Maret dan april 2009 ketika musim semi berada pada puncaknya, biang keladinya wabah ini strain baru virus H1N1. kalau kita melihat catatan sejarah virus H1N1 ternyata menjadi biang kerok pandemic “flu Spanyol” wabah ini terjadi pada 1918 itu menelan korban sebanyak 50-100 juta jiwa di seluh dunia. Bagaimana cara dua strain virus mematikan ini bias muncul setelah hilang selama90 tahun? Jawaban terhadap pertanyaan ini diperoleh dari penelitian terbaru yang dilakukan Jefrey Shaman. Peneliti kesehatan masyarak dari Columbia University.
Pandemic berkaitan dengan Fenomena cuaca seperti La Nina, kesimpulan ini berangkat dari kenyataan bahwa strain tercipta dari perubahan dramatis pada genom virus, strain H1N1 yang kemudian dikenal sebagai virus flu babi, banyak ditemui pada populasi babi di seluruh dunia.
Percampura strain itu sendiri terjadi pada dalam tubuh inang. Shaman mencurigai burung liar yang bermigrasi sebagai salah satu inang untuk tempat pembiakan strain baru. Migrasi burung liar dilakukan dalam waktu lama, sehingga memperbesar kemungkinan pertukaran gen, selama migrasi, burung berhenti di banyak tempat, sehinga memungkinkan terjadinya percampuran dan pertukanan virus influenza yang mereka bawa. Untuk mendukung tesisnya, Shaman melacak sejarah pandemic influenza yang menyerang manusia dalam kurun waktu 100 tahun, dia menemukan empat tahun penting yang berkaitan dengan hal ini. Pandemi pertama flu Spayol (1918), kedua flu Asia (1975), ketiga flu Hongkong (1968) dan keempat Flu Babi (2009).
Dia juga melacak data suhu permukaan laut pada 1918, 1957, dan 1969 ternyata empat pademi ini tak muncul begitu saja, fakta bahwa pandemi muncul pada masa tujuh bulan pertama, tahun kejadian memberi petunjuk bahwa fenomena ini berkaitan dengan siklus musim dalam satu tahun, tak disangka, empat pandemic meledak setelah terjadi penurunan suhu permukaan laut Samudra pasifik pada musim gugur dan musim dingin atau biasa disebut sebagai fenomena La Nina.
Samudra Pasifik diketahui sebagai salah satu mesin cuaca terbesar di Bumi. Pita Ekuator yang membelah Lautan Teduh dari Papua Nugini hingga Amerik Selatan ini dikenal sering mengalami turun naik suhu permukaan air laut. Indonesia termasuk Negara yang terpengaruh oleh osilasi suhu ini, penigkatan suhu permukaan laut dikenal sebagai El Nino, sehingga menyebabkan kekeringan di Indonesia . jiak suhu permukaan laut menurun, dikenal sebagai La Ninn. Indonesia mengalami musim hujan berkepanjangan, perubahan suhu permukaan air laut berpengaruh pada kehidupan burung liar, ikan-iakn yang selama ini menjadi sumber nutrisi kini berpindah mengikuti perubahan suhu, burung liar pun menempuh langkah migrasi agar bisa bertahan hidup. Strain berbahaya seperti pada H1N1 penyebab pandemic, sangat mungkin muncul dari migrasi. Laporan WHO 2010 memaprakan kaitan tersebut, peningkatan suhu rata-rata semakin memperpanjang masa puncak vector atau agen pembawa penyakit seperti nyamuk, lalat dan kutu.
No comments:
Post a Comment