Denada pun lantas mengungkapkan perasaannya. Seperti apakah? Berikut ini wawancara singkatnya di kawasan Pejaten, baru-baru ini.
Bagaimana dengan prosesi lamarannya?
Pada saat saya melihat wajah dia, saya awalnya nggak mau nangis. Tapi, akhirnya nggak tahan juga. Saya bersyukur hari ini semua proses lancar, saya tidak menyangka proses ini bakal mengharu biru.
Awal kalian menjadi dekat, bagaimana ceritanya?
Awalnya, ini orang apa ya, ujug-ujug (tiba-tiba) ajak foto di kamar. Kami berteman, kok banyak kesamaan, dia diver, pecinta alam, sama seperti saya. Kami sama-sama tukang ngobrol, tukang makan. Banyak perjalanan kami banyak kesamaan. Perkenalannya 2,5 tahun lalu. Memang tadinya belum kenal dan saya ajak 'mau enggak difoto di kamar lu?' perkenalannya di kamar.
kapan akhirnya Jerry dan kamu yakin hatinya?
Ceritanya begini, dia ngotot sekali pergi ke sana, New York. Yang biasanya panas, di musim itu malah dingin. Saya diajak ke sana, dia memilih satu spot dengan satu sisi yang paling banyak lampu. Di depan saya ada lampu dan tangannya dia ada cincin. Saya langsung bilang iya. Kami langsung menelpon ibu saya.
Benarkah?
Ya, itu tunggu momen pas, baru deh cincinnya keluar, sudah nggak ada orang. Sempat deg-degan," timpal Jerremy tersenyum mengingat momment itu.
Kapan akan menikah?
Kami sudah rencanakan awal tahun depan, ya sudah mulai mengatur. Kami sudah merencanakan pernikahan idaman kami, semoga sesuai. Insyaallah, di bulan Februari. Rencananya, Jakarta nggak pernah jadi pilihan kita, pokoknya tempatnya asyik, have fun. Pesta yang sederhana, intim, sesuai dengan kami. Akrab, fun, humble.
Tempatnya?
Ya, di Indonesia, temanya di luar ruangan. Kami nggak pernah membayangkan kawinan itu formal, capek, didatangi orang nggak dikenal. Yang penting bisa membagi kebahagiaan dengan intim dan akrab
(sumber: inilah.com)
No comments:
Post a Comment