Nyeri dada yang menandakan terjadinya serangan jantung biasanya dirasakan tepat di belakang tulang dada, atau dalam istilah medisnya retrosternal pain. Jenis nyerinya bervariasi, bisa seperti ditekan benda berat, diperas (squeezed) atau ditusuk-tusuk.
Meski pada setiap orang tidak selalu sama, kadang-kadang nyeri dada yang dirasakan sebelum terjadi serangan jantung juga bisa disertai gangguan napas hingga terasa sesak. Gejala lain yang sering menyertainya adalah keringat dingin dan kulit pucat.
"Jika nyeri dada berlangsung lebih dari 15 menit, waspadai serangan jantung. Apalagi kalau diketahui memang punya faktor risiko," ungkap ahli jantung dari RS Premier Jatinegara, Dr Pradana Tedjasukmana, SpJP dalam jumpa pers "Pfizer 3 Ring Peduli Kolesterol" di Senayan City, Jumat (1/7/2011).
Faktor risiko yang dimaksud Dr Tedja antara lain berat badan berlebih atau obesitas, punya kebiasaan merokok dan berusia 40 tahun ke atas. Selain itu, riwayat keluarga yang punya masalah jantung serta kelebihan kadar kolesterol juga turut meningkatkan faktor risiko.
Jika mengalami sendiri atau menemukan orang dengan gejala seperti itu, langkah yang paling tepat adalah membawanya ke rumah sakit sesegera mungkin. Makin lama waktu yang terbuang, dikhawatirkan akan makin banyak otot jantung yang mengalami kerusakan.
Meski demikian, serangan jantung bisa juga muncul tiba-tiba tanpa didahului oleh nyeri dada. Diperkirakan 80 persen kasus serangan jantung yang menyebabkan kematian terjadi secara mendadak, 50 persen di antaranya tanpa didahului gejala yang spesifik.
Kelompok yang berisiko tinggi mengalami serangan jantung secara mendadak tanpa didahului gejala seperti disampaikan Dr Tedja adalah sebagai berikut.
- Lanjut usia (lansia), yakni di atas 72 tahun
- Ibu-ibu
- Punya riwayat diabetes melitus.
No comments:
Post a Comment