Wednesday, July 18, 2012

CIRI KALAU SI DIA MEMANG BUKAN JODOH KAMU | TANDA KALAU DIA MEMANG TIDAK AKAN JADI SUAMI ANDA

CIRI KALAU SI DIA MEMANG BUKAN JODOH KAMU |  TANDA KALAU DIA MEMANG TIDAK AKAN JADI SUAMI ANDA | Jodoh memang sulit ditebak  semuanya diluar nalar, terkadang teman dekat atau pacar yang selama kita kenal sekian lama dianggap bakal menjadi jodoh ternyata pergi atau putus begitu saja. Mungkin ada benarnya juga ketika orang tua dulu mengatakan jodoh tuh jorok. maksudnya entah siapa dia, di mana bertemunya, datang dari kalangan ekonomi sepertia apa, kapan berjumpanya  bahkan dia bisa datang dari mana saja bisa jauh atau malah dekat seperti tetangga kita. kita tahu banyak usia perkawinan yang boleh di bilang masih muda harus berguguran karena alasan berbagai faktor diantarnya karena rasa cinta yang pada saat itu menggebu-gebu sehingga sempat menutup mata hati, untuk memilih dan memilah apakah benar dia itu jodoh kita. Baca juga: tips mengatasi cinta beda usia, ciri laki-laki yang kurang tepat di jadikan suami
Referensi dari Claudia Maittlen-Harris yang menulis di Huffington Post mengatakan sebenarnya ada beberapa ciri yang bisa di baca dari pasangan yang kita miliki:

1. Selalu Menghindar Ketika Diajak Pembicaraan Tentang Masa Depan.
Memang, mungkin bukan ide bagus, kalau Anda dan pasangan sudah membicarakan soal pernikahan dan rencana punya anak, atau hal-hal sejenisnya, pada masa-masa awal berpacaran. Kecuali kalau Anda ikut dalam program TV macam "The Bachelorette" yang memang mengharuskan adanya obrolan itu.

Namun sebaliknya, ketika Anda, sudah cukup lama jalan berdua dan sudah rutin berdiskusi soal pekerjaan, karier, rencana perjalanan bersama, liburan, keluarga dan lainnya, wajar saja soal menikah ikut jadi perbincangan. Dan jika di sebagian besar kesempatan ternyata pasangan Anda itu cenderung selalu menghindar, ini tanda-tanda meragukan paling utama. Tapi jika pasangan ternyata "menyambut baik" diskusi soal itu, peluang Anda terbuka.


2. Selalu Beralasan Ingin Mapan Dulu Dan Menggapai Sukses.
Hal ini kerap dijadikan laki-laki sebagai salah satu cara "mengelak" paling baik dari pembicaraan tentang pernikahan. Logikanya, perempuan mungkin akan cenderung menerima, karena memang laki-laki sebagai calon kepala rumah tangga bakal bertanggung jawab secara finansial terhadap keluarga yang kelak dibina.
Cuma, Anda tetap patut waspada sebagai perempuan, jika mulai mendengar alasan ini. Apalagi jika alasan tersebut kemudian kerap dibicarakan (dengan contoh atau argumen berlebihan). Lebih harus waspada lagi, ketika ungkapan "ingin lebih mapan" itu tidak disertai komitmen jelasnya soal kapan kira-kira menurutnya kalian akan bisa mengucapkan sumpah setia sebagai suami-istri tersebut.
Satu lagi, hal seperti ini pada dasarnya menunjukkan bahwa keputusan soal menikah akan "dipegang" sang lelaki dan bukannya Anda, atau (keputusan) kalian berdua. Anda sebagai perempuan kemudian bisa jadi hanya akan menunggu dan menunggu, sebelum lantas harapan itu justru buyar.

3. Selalu Menjawab Kurang Tahu Atau Belum Tahu
Bukan, ini bukan soal waktu, tapi soal "apakah dia mau/berencana menikah" dengan Anda atau tidak. Jangan mudah terpedaya bahwa ketika menjawab seperti itu, laki-laki kekasih Anda sedang limbung, kebetulan belum terpikirkan, masih banyak urusan lain, dan sebagainya.
Ketika seorang laki-laki menjawab "belum tahu" atau "tidak tahu", Anda patut ragukan kalau dia bakal benar-benar menjadi suami Anda kelak. Apalagi ketika Anda sudah cukup lama berpacaran dan dia masih menjawab seperti itu: seringkali itu artinya justru "dia tahu bahwa dia tidak akan menikah dengan Anda".

4. Membicarakan Soal Perkawinan Tidak Sesuai Harapan atau bernada Ironi.
Oke, anggap Anda tidak atau belum mau, atau belum ada kesempatan bicara soal rencana menikah, dengannya untuk sejauh ini. Tapi pernahkah Anda memperhatikan bagaimana pandangan atau ucapan-ucapan dia soal pernikahan, soal berkeluarga, atau bahkan sekadar soal "pesta kawinan"? Bagaimana gaya dan tekanan dia saat bicara soal itu?
Jika lelaki kerap (apalagi selalu) bicara soal pernikahan/berkeluarga dengan nada sarkastis maupun penuh ungkapan-ungkapan ironi, Anda patut ragukan peluang dia bakal menjadi suami Anda. Ada banyak alasan laki-laki bersikap atau berpandangan demikian, mulai dari pengalaman di keluarganya sendiri (orang tua atau saudara), contoh di sekitarnya, atau pemahamannya tentang pernikahan yang hanya terbatas di satu sisi. Tapi alasan atau dasar apapun yang membuatnya begitu, Anda sebaiknya berjaga-jaga untuk tidak menjadi istrinya ketika dia akhirnya malah menikah.

sumber:detik

No comments:

Post a Comment